Aplikasi Daur Ulang Octopus, Hamish untuk Pemulung
Sampah selalu menjadi masalah dimanapun, terutama di kota-kota besar. Untunglah, sekarang ada aplikasi daur ulang Octopus, satu langkah positif untuk atasi sampah.
Sampah merupakan kotoran sisa yang tak terpakai. Beragam jenis sampah, mulai dari sampah organik, hingga sampah-sampah yang susah terurai seperti plastik dan sterofoam.
Sampah merupakan ancaman terbesar bagi manusia, khususnya bidang lingkungan hidup. Sampah yang susah terurai, jika tidak diatasi dengan benar, berpotensi merusak lingkungan.
Berdasarkan penelitian, sampah plastik butuh waktu lama untuk terurai. Sampah plastik yang berada di dalam tanah, butuh waktu hingga seribu tahun agar terurai maksimal.
Produksi sampah setiap hari, tidak diimbangi dengan upaya untuk atasi masalah sampah. Butuh kesadaran dari semua pihak terkait.
Tanpa adanya kesadaran dari semua pihak, manusia akan terkubur oleh sampah plastik. Untuk itu, perlu ada solusi pembuangan dan manajemen sampah yang nyata.
Salah satu tindakan nyata dilakukan oleh Hamish Daud, artis papan atas Indonesia. Sebagai sumbangsih kepada kelestarian lingkungan hidup, Hamish Daud membuat sebuah aplikasi yang bernama Octopus.
Aplikasi Octopus ini bertujuan untuk membentuk kesadaran masyarakat akan lingkungan. Hamish yang memiliki hobi surving merasa tidak nyaman saat sedang asyik surving, terganggu oleh beragam sampah.
Mulai dari sampah plastik bekas minuman, bekas makanan, bungkus pakaian, hingga ada popok bayi. Hal ini tak bisa dibiarkan berlarut-larut.
Dalam aplikasi Octopus ini, Hamish berusaha memberdayakan pemulung. Mulai dari menyebut pemulung dengan nama pelestari.
Nantinya, semua pihak bisa turut serta menjadi pelestari. Selanjutnya, pelestari ini akan diupayakan untuk mengumpulkan sampah plastik.
Selanjutnya, dari sampah plastik yang dikumpulkan tersebut, pelestari akan mendapat sejumlah uang. Targetnya cukup tinggi, Hamish menginginkan para pelestari bisa mendapat penghasilan di atas Rp 10 juta.
Hamish berharap, aplikasinya bisa menghubungkan pihak pelestari dengan pengusaha plastik atau bank sampah. Jika bisa terhubung, rantai daur ulang akan bisa berjalan dengan lancar.
Teknisnya, sampah yang terkumpul akan diubah menjadi poin. Poin ini bisa ditukar dengan sejumlah uang. Uangnya bisa ditarik tunai menggunakan aplikai Octopus.
Selain uang tunai, poin juga bisa ditukar dengan voucher belanja kopi di kedai kopi yang telah berkerja sama dengan pihak Octopus.
Terakhir, Hamish berharap melalui aplikasi Octopus ini, pelesatari bisa mulai membiasakan memilah sendiri sampah organik dan non organik.
Demikian informasi terkait Aplikasi Daur Ulang Octopus. Semoga bisa terlaksana dengan lancar. Mulai dari diri kita, rumah tangga, kos-kosan, hingga kantor-kantor.